Ketua DPW MOI NTB, Amrin |
LOMBOK BARAT, - Nasib Naas menimpa seorang wartawan media online bernama Ahmad Sahib warga desa Kediri kabupaten Lombok barat. Lantaran Berita yang ia tulis berimbas terhadap pemukulan yang dilakukan oleh seorang Kepala Dusun Karang Bedil Utara berinisial MN Di Wilayah Desa Kediri induk, Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat,(13/5).
Kejadian bermula ketika Ahmad Sahib menulis berita seorang nenek tua renta asal Dusun Karang Bedil Utara yang kehidupannya di bawah garis kemiskinan, dalam berita tersebut diterangkan bahwa nenek tua itu jarang mendapat bantuan sosial dari pemerintah terutama disinyalir minim perhatian dari pemerintah setempat.
Laman berita online yang dishare di beberapa akun media sosial warga itu VIRAL dan menuai protes serta tanggapan para netizen.
Di duga tidak terima dengan pemberitaan itu, oknum Kadus MN mendatangi rumah korban dan melayangkan genggaman mentah ke arah wajah AS. Akibat hantaman ini, tulang hidung AS patah dan bersimbah darah.
Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Gerung untuk mendapatkan pertolongan.
Salah seorang warga Desa Kediri yang berada di Lokasi kejadian mengatakan, Pemukulan terjadi ketika korban berada di rumahnya sedang menunggu waktu berbuka puasa, lalu datang pelaku, kemudian terjadi cek cok mulut dan berakhir dengan pemukulan.
" kejadiannya tadi sebelum datang waktu berbuka puasa, karena kebetulan saya tetanggan sama korban, saya dengar mereka cek cok mulut, setelah saya datang, korban sudah berlumuran darah." Ungkap Radi salah satu tetangga korban.
Ditambahkan oleh Radi yang juga sebagai petugas puskesmas Kediri bahwa saat ini kondisi korban sangat kritis mengingat tulang hidungnya mengalami patah ringan, dan rahangnya juga mengalami luka sehingga berlumuran darah.
"Saat ini, pasien sedang dalam perawatan medis dan kami akan rujuk ke rumah Sakit Umum Patut Patuh Patju untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut." Jelas Radi.
Menurut pengakuan korban saat dikunjungi awak media di puskesmas Kediri mengungkapkan, bahwa saat sedang berbuka puasa di rumahnya, dirinya di datangi oleh oknum Kadus tersebut dan mencaci makinya dengan bermacam pernyataan.
"Saat sedang berbuka puasa tiba-tiba dia datang sambil memaki maki saya, dan melemparkan pukulan ke arah hidung dan mulut saya dan akhirnya saya bertengkar dengannya." Ungkap Ahmad Saheb sambil merintih kesakitan.
Ahmad Saheb berharap agar pihak kepolisian bisa segera mengusut kasus pemukulan yang dialaminya, karena selain merasa dirugikan, tindakan kriminal ini dianggapnya merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap jurnalis yang harus diusut.
"Gara-gara penulisan berita saya di aniaya begini, saya pastikan akan membawa kejadian ini ke aparat penegak hukum." Imbuhnya.
Di tempat terpisah, Ketua DPW Perkumpulan Media Online Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat, Amrin yang mendengar kabar itu langsung bereaksi keras. Iapun mengutuk aksi premanisme yang di lakukan oleh oknum Kadus tersebut.
"Kami mengutuk tindakan premanisme yang dilakukan Kadus tersebut. Ini sudah diluar batas, aksi - aksi seperti ini biasanya dilakukan oleh preman atau begal. Tidak ada kata negosiasi, pelaku harus diproses berdasarkan hukum yang berlaku dan di hukum secara maksimal", tegasnya.
Ia (red. Amrin) pun mengultimatum Kapolres Lombok Barat untuk segera menangkap pelaku 1x24 jam.
"Jadi kami minta kepada Bapak Kapolres Lombok Barat untuk segera menangkap pelaku dan menjobloskan nya ke dalam sel. Kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas", ucapnya.
Ketua DPW MOI NTB ini pun menginstruksikan seluruh pengurus dan anggota MOI se - NTB untuk memberikan perhatian khusus dan mengawal kasus yang menimoa wartawan Getnews.
(Red/gl)
0 Komentar