Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah
Mataram - - Program Melawan Rentenir Berbasis Masjid (Mawar Emas) yang digagas Pemerintah Provinsi NTB bersama OJK dan Bank NTB Syariah, adalah program untuk masyarakat NTB dengan menyediakan pinjaman untuk pengembangan usaha tanpa disertai bunga. Ini dihajatkan agar masyarakat memiliki opsi dan berangsur-angsur terhindar dari praktik rentenir yang selama ini sangat mudah ditemui. Program yang menjadikan masjid sebagai pusat edukasinya ini, diikhtiarkan dengan meningkatkan pengetahuan dan keilmuan dalam berwirausaha sehingga harapannya nanti kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
Hari ini, Selasa (22/7) sebanyak 45 pengurus masjid (takmir masjid) se - NTB mengikuti Pelatihan Pendamping “Mawar Emas “ Tahap I di Masjid Hubhul Wathan Islamic Center. Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah yang membuka kegiatan tersebut berharap Mawar Emas akan menjadi warisan kebaikan bagi masyarakat NTB, Indonesia bahkan dunia.
"Amal kebaikan bagi kita semua dalam mewujudkan masyarakat sejahtera" ujar Gubernur saat membuka kegiatan tersebut.
Gubernur Zul mengatakan, literasi keuangan bagi masjid dan madrasah di NTB dinilai sangat dibutuhkan. Karena itu, pelatihan ini diharapkan dapat merubah cara berpikir masyarakat tentang keuangan, dan akses keuangan yang menjadi hak masyarakat dapat mudah diakses dan ditemui, tidak hanya kalangan tertentu saja.
Masyarakat miskin yang membutuhkan permodalan selain tak berdaya secara ekonomi juga tak memiliki akses keuangan karena terhambat prosedur.
"Masyarakat kita tahu betul risiko meminjam di rentenir ini, untuk itu program ini harus lebih praktis, lebih mudah mekanismenya bagi masyarakat," ungkap Doktor Zul.
Gubernur juga mengapresiasi kepedulian OJK dan Bank NTB Syariah yang peduli dengan sistem keuangan syariah yang tak semata mencari keuntungan finansial. Oleh karena itu, membangun akses keuangan untuk membantu masyarakat yang banyak terjerat oleh rentenir dimulai dengan memberikan pengenalan skema pembiayaan syariah bagi takmir masjid.
Hal ini dimaksudkan agar para pengurus masjid dapat mengelola komunitas jamaah mesjidnya untuk lebih sejahtera dalam hal finansial maupun program masyarakat yang dapat dibiayai oleh lembaga atau sumber keuangan lain dalam pemanfaatannya.
"Mudah-mudah Program ini menjadi kado dari NTB untuk Indonesia," tutup Doktor Zul.
Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah NTB, Baiq Mulyana mengatakan, salah satu instrument masyarakat yang diharapkan kontribusinya adalah para takmir masjid dalam membangun pemberdayaan ekonomi berbasis Syariah. Tahap awal adalah transformasi pemikiran agar pengelolaan keuangan dari dana masyarakat di masjid dapat dikelola dan dimanfaatkan secara lebih luas.
Secara teknis, selain literasi dalam akses keuangan dan pengelolaan, MES juga mendampingi takmir dalam mewujudkan pemberdayaan umat dalam melawan rentenir. Untuk Bank NTB Syariah, MES mendorong skema pembiayaan dengan pinjaman murni dengan akad Qordo Hasanah sebesar satu jutiah rupiah. Ada pula skema pinjaman dari Permodalan Nasional Mandiri (PNM) sebesar dua juta rupiah untuk usaha produktif. Nantinya, pendampingan dalam hal pengembalian modal dan lainnya dilakukan di masjid sejalan dengan kegiatan keagamaan lain. Dalam satu setengah bulan ini sudah ada 55 mesjid yang terkoneksi berikut jamaahnya se NTB.
“Jadi nasabah yang tidak pernah ke masjid, akan ikut meramaikan masjid dengan pendekatan pemerdayaan ini”, kata Mulyana.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur turut didampingi Asisten III Setda NTB, H L Syafi`I, Kepala Kantor Kemenag NTB, OJK, Bank NTB Syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Permodalan Nasional Madani (PNM) di Aula Islamic Center.(gl 02).
0 Komentar