Sosok H Sahwan, Pejuang Pendidikan di Daerah Pelosok Sekotong
Matahari Siar.com(Lombok Barat) -Kemajuan pendidikan di daerah Sekotong umumnya dan Buwun Mas Kecamatan Sekotong yang dulunya, masih terbelakang, tak lepas dari peran para pegiat dan tenaga pendidik di daerah ini. Salah satu sosok yang tidak bisa dilepaskan dari pengembangan dan pembangunan pendidikan di daerah selatan Lobar itu, adalah Ustadz H Sahwan yang akrab disapa Guru Wan.
Puluhan tahun ketua MWC NU Kecamatan Sekotong ini mendedikasikan diri untuk pendidikan generasi di daerah pelosok tersebut. Bahkan kini ia membangun pondok pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq dari dana dan di atas lahan pribadi miliknya. Berikut sekelumit perjuangan Guru Wan membangun pendidikan di daerahnya. Guru Wan tergerak mendedikasikan diri untuk pendidikan, karena berangkat dari keperihatinan terhadap kondisi pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang berada di pelosok ketika itu masih terbelakang.
"Dari awal saya sudah berpikir bagiamana melihat situasi wilayah kita di Sekotong ini, tingkat pendidikan dan pengetahuan yang minim. Itu menjadi pelecut semangat saya untuk membangun dan memajukan masyarakat dari sektor pendidikan,"tutur Ustadz H Sahwan, Mudir Ponpes Zainul Hafidz At-Taufiq Dusun Sepi, Buwun Mas, Kamis (25/5).
Guru Wan, berkecimpung sebagai tenaga guru sejak tahun 2009, hampir puluhan tahun lamanya. Awal ia merintis ikut menjadi guru kontrak honor daerah."Saya berlabuh di dunia pendidikan ini, ambil bagian di pendidikan dengan niat sumbang pengetahuan kepada generasi,"kata dia.
Seiring waktu, tahun 2007 dia diangkat menjadi CPNS tenaga guru. Kemudian tahun 2008, ia menjadi PNS penuh. Baginya, tidak cukup berdedikasi dengan mengajarkan anak-anak di bangku sekolah. Guru Wan juga berkeinginan lebih agar bagiamana anak-anak di daerahnya bisa sekolah lebih dekat sehingga mereka tidak putus sekolah di tengah jalan. Namun apa daya, ketika itu, diakui kemampuan finansial belum ada untuk membangun pendidikan melalui pembangunan sekolah atau Ponpes. Sebab ia sendiri berangkat dari latar belakang keluarga tidak mampu.
Sehingga ia pun berjuang keras agar Ponpes itu bisa terwujud. Berangkat dari niat tulus karena Allah, ia pun diberikan kemudahan-kemudahan oleh Allah SWT.
Tahun 2009 ia mulai mencari jalan usaha untuk mewujudkan niatnya membangun Ponpes.
"Dan Alhamdulillah jalan usaha saya dimudahkan, dan dari sejak 2009 saya titip hasil usaha saya untuk merintis Ponpes ini,"ujarnya.
Butuh waktu 9 tahun, hingga 2018 ia bisa mengumpulkan dana pribadi untuk beli lahan dan membangun Ponpes. Untuk menyiapkan tenaga pendidik, sejak 2012 ia mengirim kader ke Ponpes di Jepara untuk digembleng ilmu Amtsilati, metode membaca kitab kuning. Berkat niat tak pernah putus untuk ambil bagian mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga tahun 2019, tepatnya tanggal 18 Agustus Ponpes mulai dibangun.
"Alhamdulillah dilakukan peletakan batu pertama ponpes Zainul Hafidz At-Taufiq ini tepatnya hari Minggu 18 Agustus 2019,"jelasnya.
Sebelum memutuskan mendirikan ponpes ini, ia sudah banyak diskusi, minta petunjuk dan arahan ke para ulama baik di Jepara dan Lobar. Barulah akhirnya atas restu dari para ulama itu, ia beranikan diri mendirikan ponpes ini. Kemudian proses belajar mengajar dilaksanakan dengan merekrut tenaga pengajar dari ponpes Daarul Falah Amsilati Jepara sebagai maullif. Kemudian pihaknya memproses dan melengkapi izin operasional lembaga pendidikan formalnya untuk MI, Mts dan MA.
"Kita juga proses izin operasional untuk TPQ ponpes, madrasah Diniyah, yang memang program unggulan di Madrasah itu adalah Amsilati dan pasca amsit,"imbuhnya.
Dikatakannya, perjuangan panjangnya merintis ponpes ini sejak 2009 baru bisa terwujud tahun 2019 lalu. Hampir 10 tahun lebih ia merintis Ponpes tersebut. Dan sekarang jumlah santri santriwati nya mencapai 180 orang dari berbagai daerah di Lombok. Jumlah tenaga pengajar, sebanyak 17 pengajar reguler dan 36 orang pengajar pesantren.Kedepan pihaknya menyiapkan Ponpes yang berdiri di atas 12 hektar itu menjadi Ponpes modern dan mandiri. Sehingga bisa bermanfaat untuk warga masyarakat di daerah itu khusunya dan umumnya Lombok NTB.
Untuk lebih memperluas pengadilan pada masyarakat, membantu warga terutama di sektor pendidikan, ia pun terjun ke dunia politik dengan maju pada pemilihan legislatif (pileg) tahun 2024 mendatang.
"Niat saya ingin mengabdikan diri lebih luas lagi kepada warga, membantu warga terutama di sektor pendidikan,"imbuh guru Wan yang dikenal sederhana ini. (Ikhw@N)
0 Komentar